Mukjizat Al-Quran-Bintang Langit Sebagai Petunjuk



Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (QS: An-An’am ayat 97)

وَعَلَٰمَٰتٍ ۚ وَبِٱلنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ

Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.

(QS: An-Nahl Ayat: 16)

Pernahkah kita berfikir dan merenungkan bahwa bintang-bintang yang bertaburan dan menghiasi indahnya malam.Betapa indah,rapi, teratur, dan mempesonanya bintang-bintang itu. Yang menciptakan itu semua adalah, ALLAH SWT yang telah memerintahkan kita agar merenungkan semua ciptaannya termasuk bintang-bintang yang menghiasi angkasa saat malam tiba. Dalam ilmu astronomi, bintang sendiri dapat didefinisikan sebagai bola besar dan berpijar di angkasa yang tersusun atas gas hidrogen, helium, dan unsur-unsur lain, Jika kita menyadari betapa menakjubkannya bintang-bintang yang diciptakan itu, maka pasti kita akan menemukan dzat dibalik dari penciptaan itu semua.

Dengan cahaya dari bintang yang diciptakannya manusia dapat melakukan sesuatu tanpa terganggu dengan kegelapan malam, inilah yang disebutkan dalam AL-Qur'an bahwa bintang-bintang berfungsi sebagai tanda-tanda arah perjalan, "Dan dengan bintang-bintang mereka dapat petunjuk(jalan)." (QS.An-Nahl[16]:16)

Sejak awal peradaban umat manusia sampai sekarang, benda-benda langit merupakan tanda petunjuk perjalanan manusia, baik di darat maupan di laut. Dengan menoropong matahari, bulan, dan bintang. Terutama bintang-bintang tak bergerak seseorang yang akan berpergian dapat menentukan arah yang hendak dituju. Bahkan,para antariksawan belakangan ini berpedoman pada matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu.Mereka juga menggunakan gugus bintang dalam menentukan waktu seperti gugus Bintang Biduk. Dengan demikian,manusia dapat mengenal tempat dan waktu melalui bantuan bintang,persis seperti yang di isyaratkan ayat ini.

Kandungan QS An-An’am ayat 97 dan An-Nahl ayat 6 menurut sains

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yng tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya dari bintrang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilakn cahaya sendiri. Sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus disebut dengan rasi bintang atau konstelarasi. Terdapat 88 rasi bintang modern yang didefinisikan oleh persatuan anstronomi Nasional, dalam sidang umum pada tahn 1922. Dalam sidang tersebut diputuskan juga penggunaan secara eklusif nama latin dan singkatan dengan tiga huruf dalam penyebutannya Eugene delporte ditunjuk untuk mendefinisikan batas-batas yang tegas untuk tiap rasi, sehingga setiap titik di langit pasti berada dalam wilayah satu rasi, dan tidak mungkin tumpang tindih dengan rasi yang lain. 

Bintang yang kelompok membentuk rasi bintang atau konstelasi dapat digunakan sebagai pentunjuk arah maupun waktu baik di darat atau di laut para pelaut menngunakan rasi bintang sebagai alat navigasi ketika tidak ada kompas, begitu juga ketika kita tersesat di pengunungan, dan juga rasi bintang dapat di gunakan sebagai pentunjuk arah utara dan selatan terdapat beberapa bintang utama yang dapat di gunakan sebagai petunjuk arah yaitu rasi bintang pari dan bintang biduk, Kedua rasi bintang tersebut menunjukkan arah selatan dan utara. Rasi orion atau sang pemburu bisa dengan mudah digunakan sebagai petunjuk arah semua mata angin. Rasi bintang yang dapat di gunakan sebagai petunjuk waktu sering di sebut dengan Zodiak, setiap rasi bintang terdiri atas beberapa bintang yang memebentuk gambaran bintang. Misalnnya; Rasi bintang LEO, di sebut demikian karna memebentuk formasi singa atau Scorpio yang memebentuk Kalajengking. Setiap rasi bintang pada zodiak akan muncul satu kali dalam setahun. Lmanya rasi bintang menampakkan diri di langit adalah satu bulan. Tenggelamnya rasi bintang yang satu di ganti dengan rasi bintang lainnya.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, bintang diciptakan mempunyai 3 fungsi : 

Pertama, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 16, bahwa sebagai petunjuk bagi perjalanan manusia baik di darat maupun di laut.

Kedua, bintang yang telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Mulk ayat 5 adalah sebagai hiasan bagi langit sehingga dapat dinikmati keindahannya oleh manusia.

Ketiga, sebangai pelempar syaitan seperti dalam surat AL-Muluk.

Sebagai seorang muslim dan mukmin, jangan sampai terpengaruh dan terperdaya tentang memahami fungsi bintang bahwa perjalanan bintang memiliki pengaruh dalam perjalanan hidup dan aktifitas manusia.

Pada zaman dahulu, orang-orang sangat mempercayai peramal perbintangan seperti zodiak pada saat ini. Dalam sebuah hadist, Rasulullah memasukkan ilmu astrologi sebagian dari ilmu sihir,"Barangsiapa yang mempelajari satu ilmu dari bintang-bintang (astrologi) maka ia telah mempelajari satu bagian dari sihir. Dihirnya akan bertambah dengan bertambahnya ilmu perbintangan itu". (Hr. Abu Daud). Perlu anda ketahui, bahwa Atrologi berbeda dengan Astronomi. Jika Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit secara ilmiah, sedangkan Astrologi merupakan ramalan-ramalan yang dikaitkan dengan pergerakan benda-benda langit.

Mereka yang mempercayai bintang sebagai tuhan maupun dewa, sungguh mereka telah terjerumus kedalam kekeliruan dalam memahami fungsi dari bintang. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim dan mukmin, kita seharusnya memahami Al-Qur'an dan Al-Hadist secara baik dan benar, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana fungsi bintang yang telah diciptakan oleh Allah SWT dalam kehidupan ini.

Al-Bukhari menyatakan dalam Shahih-nya: Allah menciptakan bintang-bintang itu untuk tiga kegunaan: sebagai hiasan, sebagai pelempar syetan dan sebagai tanda-tanda yang dijadikan rambu-rambu jalan. Barangsiapa menakwilkannya, berarti ia telah keliru dan membuang-buang waktunya serta membebani diri dengan sesuatu yang tidak diketahuinya,

Ilmu perbintangan itu sendiri ada dua: Ilmu Ta-tsier yakni bahwa orbit bintang itu memiliki pengaruh terhadap alam (Astronomi), dan ilmu taysir, yakni ilmu tentang orbit-orbit bintang saja. Ilmu ta-tsier itu sendiri ada tiga bagian:

1. Ilmu Ahawadits Wasy Syurur yakni dengan keyakinan bahwa bintang-bintang itu dengan sendirinya memberikan pengaruh dan berlaku sebagai subjek pelaku, dalam arti bintang-bintang itulah yang menciptakan pengaruh. Hukumnya adalah syirik besar, karena pelakunya mengklaim bahwa ada pencipta lain selain Allah, berarti ia musyrik dengan kemusyrikan besar. Karena ia telah menjadikan makhluk yang dibebani hukum sebagai pencipta dan pembuat hukum. 

2. Mengklaim, bahwa semua bintang-bintang itu sebagai sebab yang menurut mereka dijadikan untuk mengetahui ilmu ghaib. Mereka mengambil simbol dari gerakan, perpindahan dan perubahan pada bintang-bintang tersebut. Seperti mengatakan: "Akan terjadi ini dan itu, karena bintang Anu berubah menjadi begini dan begitu. Atau si fulan akan sengsara hidupnya karena ia lahir di putaran bulan ini dan itu. Sementara orang ini akan bahagia, karena lahir di orbit bulan ini.

3. Dengan meyakini bahwa bintang-bintang itu menjadi sebab terjadinya kebaikan dan keburukan. Itu merupakan syirik kecil. Yakni apabila terjadi sesuatu, langsung dihubungkan kepada bintang-bintang itu. Namun hanya menghubung-hubungkannya bila telah terjadi saja.

Kesimpulan :

Dalam surat Al-An’am Allah menyatakan bahwa bintang itu sebangai petunjuk. Di dalam sains modern terbukti bahwa para antariksawan belakangan ini berpedoman pada matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu, dan mereka juga menggunakn gugus bintang dalam menentukan waktu dan juga rasi bintang. Seperti halnya pelaut yang menggunakan rasi bintang sebangai navigasi sebangai penunjuk arah jika mereka tidak ada kompas, begitu juga jikalau kita tersesat dipengunungan kita bisa menggunakn rasi bintang sebagai penunjuk arah utara ataupun selatan.

Sumber:

Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lantera Hati.

http://www.academia.edu/7557492/KONSTELASI_BINTANG_SEBAGAI_PENANDA_PETUNJUK_WAKTU_DAN_ARAH_TELAAH_KRITIS_TERHADAP_QS_AL-ANAM_AYAT_97.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top