Seperti
saya kutip dalam sebuah kitab ataupun buku karya Syeikh Yusuf Rasyad dengan
judul Kaydu An-Nisa’ (Tipu Daya Perempuan) sebuah nasehat dan juga
perigatan dari sang alim ulama yang seharusnya menjadi pelajaran untuk kita
renungi bersama supaya bertambahnya keimanan dalam diri kita dan kehati-hatian
yang selalu menyertai kita dalam setiap hal yang kita lakukan.
Ibnul Hajj adalah seorang ulama yang hidup di
abad ke-18 Hijriah, pengarang kitab Al-Madkhal fi Al-Fiqh Al-Maliki.
Beliau memperigatkan kepada para pedagang yang memiliki banyak pelanggan
wanita.
Ketika
seorang pemilik toko kedatangan pelanggan wanita untuk membeli sesuatu, ia
harus melihat kondisi wanita itu. Jika wanita itu mengenakan pakaian tipis,
atau menunjukkan pergelangan tangannya atau perhiasannya, atau wanita itu
berbicara dengan gaya yang menggoda maka si pemilik toko harus urung menjual
kepada si wanita dengan sopan agar pelanggan wanita itu pergi dengan damai
(tanpa keributan). Ketika ada merasa ada lelaki yang menjaga dirinya dari
ikhtilath (pembauran antara laki-laki dan perempuan), mereka malah sengaja
berbicara dengannya sambil menggoda atau melontarkan kata-kata cabul.
Itulah
malapetaka terbesar yang terjadi pada zaman sekarang, sehingga membuat para
pemilik toko tidak dapat menghindari kedatangan para pelanggan wanita yang
berpakaian tipis, beperhiasan, dan bersolek. Apalagi si pemilik toko masih
muda, akan ada banyak wanita yang merancang berbagai macam makar dan muslihat
untuk menggodanya. Terlebih jika si pemilik toko memang pribadi yang kurang
taat kepada Allah, godaan pun akan semakin parah dan sulit baginya untuk
selamat dari perangkap mereka.
Bahkan
tidak jarang seorang pelanggan wanita bertanya kepada si pemilik toko, “Apakah
anda beristri?” atau, “Apakah anda memiliki sahaya perempuan?” (Pada
masa itu masih ada perbudakan).
Banyak
makar wanita seperti ini yang berhasil sehingga membuat begitu banyak orang
yang celaka akibat wanita, apalagi dalam hubungan suami istri. Ada orang yang
celaka agamanya, nyawanya dan hartanya. Ada pula yang mengalami gangguan akal
sehingga menjadi gila, bahkan ada yang diguna-guna oleh wanita dan berbagai
macam lainnya.
Kaum
wanita adalah alat pancing setan. Adalah akibat godaan mereka banyak orang
beriman yang hancur termakan godaan. Tipu daya wanita lebih besar daripada tipu
daya setan.Allah berfirman:
“...Sesungguhnya
tipu daya kalian adalah besar.”
(Q.S. Yusuf: 28)
Sementara
Allah juga berfirman:
“...Sesungguhnya
tipu daya setan itu adalah lemah.”
Demikian
keadaan kebanyakan, meskipun tentu saja selalu ada Alhamdulillah wanita yang
baik, yang disiplin di dalam rumah, selalu menutup auratnya, pandai menjaga
kehormatannya, tekun shalatnya, dan cermat dalam menunaikan hak suami. Wanita
mana pun yang memilki sifat seperti itu tentulah memiliki keutamaan yang besar
dan kebaikan yang banyak. (Ibnul Hajj)
Itulah
peringatan yang disampaikan oleh seorang ulama yang hidup di abad ke-8 Hijriah,
tau sekitar enam abad silam, ketika tipu daya wanita tidak separah di zaman
kita sekarang. Bagaimana kiranya jika beliau hidup di zaman kita sekarang,
ketika kaum perempuan berpakain tapi telanjang, ketika perempuan lebih
mencotohkan orang-orang barat untuk dijadikan teladan, ketika perempuan banyak
berkumpul dengan laki-laki yang katanya ada hal penting yang dibicarakan,
padahal itu tidak lebih dari pada mengikuti nafsu belaka, bergurau dengan
laki-laki yang bukan mahramnya, di bawa pergi oleh lelaki yang bukan mahramnya,
ketika perempuan berjalan berlenggak lenggok di jalan, mereka tak pernah
menghiraukan kehormatan merekan, bahkan ada yang menjual dirinya dengan
traktiran sebangkok bakso.
Semoga
Allah selalu melindungi kita semua dari hal-hal yang demikian dan menjauhkan
hal-hal tersebut dari wanita-wanita kaum muslim. Allahumma Amin
0 comments:
Post a Comment