Anak Ini Membawa Lari Tuhan Lalu Membelahnya

                                                                           

Hebat betul apa yang dilakukan anak kecil itu. Umurnya baru 13 tahun. Ia bersafari bersama ayahnya ke India.

India adalah negara yang besar. Tuhan-tuhan yang disana pun beraneka macam. Penduduknya menyembah apa saja: hewan, tumbuhan, benda-benda mati, manusia atau bintang gemintang.

Anak kecil ini masuk ke salah satu tempat ibadah. Ia melihat orang-orang sedang menyembah buah kelapa. Kelapa itu telah mereka buatkan mata, hidung dan mulut. Mereka persembahkan untuknya sesaji berupa dupa, makanan dan minuman.

Si anak kecil itu  terus melihat mereka yang bersembahyang untuk kelapa. saat semuanya sujud, si anak kecil memnghampiri buah itu dan membawanya lari. Saat orang-orang mengangkat kepala dari sujud, mereka kehilangan tuhan mereka. Semua melemparkan pandangan kesana kemari mencari tuhan mereka itu. Ternyata tuhan mereka itu sedang dibawa si anak kecil.  Mereka pun lantas menghentikan sembahyang mereka berlari kencang mengejar si anak itu.

Setelah merasa aman si anak duduk di tanah kemudian membelah kelapa itu, meminum airnya lalu mencampakkan batoknya ke tanah begitu saja. Mereka pun sontak berteriak saat melihat tuhan mereka terbelah. Lalu mereka menangkap si anak, memukuli dan mengomelinya. Kemudian mereka bawa anak itu menghadap hakim.

Hakim bertanya pada si anak, “ kamu yang telah membelah tuhan mereka?”

Anak kecil itu menjawab, “Tidak. Aku hanya membelah kelapa.”

Hakim berkata, “Tapi kelapa itu tuhan mereka.”

Anak kecil itu berkata, “Pak hakim! Pernahkah anda membelah kelapa dan memakan isinya?”

Hakim menjawab, “ya.”

Anak kecil itu bertanya lagi, “Lantas apa bedanya dengan kelapa yang saya belah dan saya makan isinya?”

Sang hakim pun terdiam kebigungan.ia  memandang para penyembah kelapa itu, meminta jawaban.
Mereka berkata, “Kelapa ini memiliki mata dan mulut.”

Anak kecil itu berkata dengan lantang, “Apa buat itu dapat berbicara?”

Mereka menjawab, “Tidak.”

Anak kecil itu berkata lagi, “Dapatkah ia mendengar?”

Mereka menjawab, “Tidak.”

Anak kecil itu berkata lagi, “Lantas bagaimana bisa kalian menyembahnya?”

Orang-orang kafir itu tercengang. Namun sayang Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

Hakim itu memandangi mereka . Ia takut mereka berbuat sesuatu yang akan mencelakakan si anak.
Lalu ia berkata pada anak kecil itu, “hukuman untukmu, kami tetapkan denda 150 rupee.”
Anak kecil itu membayar dendanya, dan melenggang keluar dengan penuh kemenangan.


Source: Naiklah Bersama Kami (judul asli: Irkab Ma’ana) “Dr. Muhammad al-‘Areifi”.Hal: 51-55

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top