Hadits Dari Segi Kualitas
Ditinjau
dari segi kualitas sanad dan matan-nya, atau
berdasarkan kepada kuat dan lemahnya, hadits terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:
hadits maqbul & hadits mardud.
Yang
dimaksud dengan hadits maqbul adalah hadits yang memenuhi
syarat untuk diterima sebagai dalil dalam perumusan hukum atau untuk
beramal dengannya. Hadits maqbul ini terdiri dari hadits hahih dan
hadits hasan. Sedangkan yang dimaksud dengan hadits mardud adalah hadits
yang tidak memenuhi syarat-syarat qabul, dan hadits mardud dinamai juga dengan
hadits dha’if.
1. Hadits
Sahih
Kata “Sahih” menurut
bahasa berarti: sehat, selamat, sah dan sempurna. Ulama biasa menyebut kata sahih
sebagai lawan dari kata “saqim” yang bermakna sakit. Makna hadits shahih secara
bahasa adalah hadis yang sehat, selamat, benar, sah, sempurna dan yang tidak
sakit. Sedangkan menurut istilah yaitu “ Hadis yang dinukilkan (diriwayatkan)
oleh rawi yang adil, sempurna ingatannya, bersambung sanadnya, tidak ber’illat
(cacat), dan
tidak syadz (janggal).” Demikian pengertian hadis shahih menurut pendapat
muhadditsin.
Syarat-syarat hadits
sahih :
·
Bersambung sanadnya
·
Perawinya adil
·
Perawinya dhabith
·
Tanpa syadz (janggal)
·
Tanpa ‘illat (cacat)
Hadits sahih terbagi dalam dua macam
:
·
Hadits li dzatihi adalah hadis yang
didalamnya telah terpenuhi syarat-syarat hadis maqbul atau yang memenuhi
syarat-syarat diatas secara sempurna.
·
Hadis sahih li ghairihi adalah hadis yang
keshahihannya dibantu oleh adanya hadis lain. Pada mulanya hadis ini memiliki
kelemahan berupa periwayatan yang kurang dhabith, sehingga dinilai tidak
memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai hadis sahih. Tetapi setelah
diketahui ada hadis lain dengan kandungan matan yang sama dengan kualitas sahih
maka hadis tersebut naik menjadi hadis sahih.
2.
Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang
adil, kurang kuat hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung ‘illat
(cacat), dan tidak mengandung kejanggalan (syadz).
Hadits hasan terbagi dalam dua macam :
·
Hadits hasan li dzatihi,
adalah hadis yang memenuhi lima unsur persyaratan hadis sahih, tetapi salah
satu rawi kurang kuat hafalannya.
·
Hadits
hasan li ghairihi, adalah hadis dha’if yang
didukung oleh hadis lain yang sahih dengan matan yang sama, sehingga
naik menjadi hadis hasan li ghairihi.
3.
Hadits Dha’if
Hadis dha’if
adlah hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadis shahih dan
syarat-syarat hadis hasan.
Hadits Dari Segi Kuantitas
1.
Hadits Mutawatir
Secara bahasa, mutawatir adalah isim
fa’il dari at-tawatur yang artinya berurutan. Sedangkan mutawatir
menurut istilah adalah “apa yang diriwayatkan oleh sejumlah banyak orang yang
menurut kebiasaan mereka terhindar dari melakukan dusta mulai dari awal hingga
akhir sanad”. Atau : “hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak pada
setiap tingkatan sanadnya menurut akal tidak mungkin para perawi tersebut
sepakat untuk berdusta dan memalsukan hadits, dan mereka bersandarkan dalam
meriwayatkan pada sesuatu yang dapat diketahui dengan indera seperti
pendengarannya dan semacamnya”.
Hadits mutawatir terbagi menjadi dua bagian, yaitu Mutawatir Lafdhy dan
Mutawatir Ma’nawi.
2.
Hadits Ahad
Ahad menurut
bahasa mempunyai arti satu. Dan khabarul-wahid adalah khabar yang diriwayatkan
oleh satu orang. Sedangkan hadits ahad menurut istilah adalah hadits yang belum
memenuhi syarat-syarat mutawatir. Hadits ahad terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
Masyhur, ‘Aziz, dan Gharib :
·
Masyhur : Masyhur (المشهور) adalah hadits yang diriwayatkan
oleh tiga rawi disetiap tingkatan, tapi belum sampai pada derajat mutawatir.Contohnya
perkataan Nabi Muhammad SAW.
المسام من سلم المسلمون من لسانه و يده
“Muslim sejati adalah muslim yang
saudaranya terbebas dari gangguan lisan dan tangannya.”
·
‘Aziz : ‘Aziz (العزيز) adalah hadits yang
diriwayatkan oleh dua rowi saja dimasing-masing tingkatan. Contohnya perkataaan
Nabi Muhammad SAW.
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده و
الناس أجمعين
“Tidak sempurna iman kalian hingga
Aku lebih dia cintai dari orang tua, anaknya bahkan manusia seluruhnya.”
·
Ghorib :
Ghorib (الغريب) adalah hadits yang diriwayatkan
oleh satu orang saja. Contohnya perkataan Nabi Muhammad SAW.
إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما
نوى
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan
itu hanyalah dinilai bila disertai dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang
hanya memperoleh sesuai apa yang diniatkannya” (HR. Bukhori dan Muslim)
0 comments:
Post a Comment