Menikahlah Dengan Orang Yang Bersedia Cekcok Dengan Anda




Mangkuk itu tiba di tangan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, makanan yang dibuat dengan cinta, kiriman dari salah seorang ummahatul mukminin.

Aisyah pun dibakar cemburu, ditepisnya tangan mulia yg memegang mangkuk itu hingga mangkuknya jatuh dan tumpah isinya.

Para sahabat terkejut, sementara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memunguti apa yg tertumpah. Seraya tersenyum, berkatalah beliau kepada para sahabat, "Ibumu sedang cemburu...."

Maka mereka pun segera memakannya. Sehingga baginda memberikan mangkuk yang masih utuh dari isteri dimana beliau berada, dan meninggalkan mangkuk yang telah pecah tersebut di rumah istri yang memecahkannya. (HR.Bukhari, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)

Dari Aisyah, dia berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang pandai masak seperti halnya Shafiyah. Suatu hari dia membuatkan makanan bagi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang ketika itu beliau di rumahku. Seketika itu badanku gemetar kerena rasa cemburu yang menggelegak. Lalu aku memecahkan bejana Shafiyah. Aku pun menjadi menyesal sendiri."

Aku berkata,”Wahai Rasulullah, apa tebusan atas apa yang aku lakukan ini?”


Baginda menjawab, “Bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan makanan yang sama”, (ditakrij Abu Daud dan An-Nasa’i)

Itu adalah sepenggal kisah rumah tangga Nabi 
Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mulia.

Lain lagi cerita Dr. Khalid 'Umar al-Dasuqi dalam buku bernas jenaka, Blessing in Disguise.

"Seorang tetangga berkata kepada Syekh Juha, "Tadi malam aku mendengar kegaduhan, lalu suara sesuatu tengah menaiki tangga di rumahmu." 

Syekh Juha menjawab datar, "Aku dan istriku sedang bertengkar. Ia memukul bajuku hingga jatuh ke tanah, kemudian ia menaiki tangga. Itulah yang engkau dengar." 

"Subhânallâh," seru orang itu seperti tak percaya, "Sampai sebegitukah suara hempasan bajumu?"
Syekh Juha berkata, "Ah, jangan tegang begitu, yang ada di dalam baju itu aku."  hehe.


Nah Sahabat Fillah, jika anda mengira keluarga yang bahagia, yang sakinah mawaddah wa rahmah itu adalah keluarga yang adem ayem, hening kayak lagi hening cipta gitu, sepi dari keributan, aih anda keliru. Itu sih settingnya di kuburan. 

❇️Tiada pasangan yang tak pernah cekcok, tiada rumah tangga yang sepi dari pertengkaran. Itu hal lumrah, manusiawi. Persoalannya adalah, pasal apa anda bertengkar, bagaimana anda menyikapinya dan apa yang tersisa setelah pertengkaran. 

Ada pasangan yang cekcok kemudian bubar. Ada yang tidak mau cekcok lantas memilih untuk berpisah. Yang tidak mau cekcok, biasanya hanya soal waktu saja sampai dia pergi meninggalkan anda. Namun tidak begitu dengan belahan jiwa. Anda bisa saja cekcok dengannya, akan tetapi dia akan bertahan dengan sukarela. 

Cintanya karena Allah lebih besar dari api cemburu atau apapun penyebab pertengkarannya dengan anda, selama bukan menyangkut soal prinsip. Sebetulnya soal prinsip mestinya sudah selesai ketika anda memutuskan untuk berijab qabul.

Terkadang setelah pertengkaran mereda, senyap sejeda, menjauh sedepa, maka bara rindu malah menyala-nyala, kadar cinta pun bertambah pula. Pertengkaran-pertengkaran kecil, ada kalanya menjadi bumbu dalam pelayaran bahtera rumah tangga. 

Tentu saja, tabiatnya bumbu cukup sedikit saja, tak boleh sebanyak menu utama. Agar cita rasanya tetap sedap dinikmati, resep rahasianya adalah, saling menghormati dan selalu siap sedia dengan bahan baku maaf yang tak pernah habis di bejana cinta anda.

Karena keluarga yang bahagia bukanlah keluarga yang sempurna, menikahlah dengan seorang yang bersedia cekcok dengan anda, namun tetap teguh dalam cinta. Tetap memilih untuk membersamai anda, membersamai hingga ke surga.

Oleh dr. Emma Kaysi Dengan Beberapa Tambahan Dari Saya (Penulis).

Salam Cinta keluarga

Silahkan Disebarkan Jika Bermanfaat, Jazakallah Khair

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top