Andai Ibumu Dizinahi, Relakah Engkau?


Saudariku yang shalihah,
Dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah datang seorang pemuda kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Pemuda tersebut meminta izin untuk berzina. Para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang saat itu sedang berada di sisi Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wasallam sontak marah pada pemuda itu karena besarnya rasa kecemburuan mereka pada agama ini.
Namun apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada pemuda tersebut? Beliau tidak menyikapi dengan amarah, tapi mengajaknya berpikir.
Pemuda berkata: ”Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina!’
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya, ”Mendekatlah kepadaku!’
Setelah ia mendekat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pun bersabda, ”Duduklah!” Maka ia pun duduk.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, ”Sukakah engkau jika hal itu terjadi pada ibumu?”
Dia menjawab, ”Tidak! Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Demikian juga seluruh manusia, mereka tidak suka jika zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka.”
Kemudian beliau bertanya lagi, ”Sukakah engkau jika hal itu terjadi pada anak perempuanmu?”
Dan pemuda itu menjawab dengan jawaban yang serupa. Demikianlah seterusnya saat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya jika hal itu terjadi pada saudara perempuan, bibi, dan seterusnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangannya di atas kepala pemuda tersebut, lalu berdoa,
اللّٰهُمَ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, bersihkan hatinya, dan jagalah kemaluannya.” [Shahih, HR.Ahmad (V/257) dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (no.7679). Al-Haitsami berkata dalam Majma’uz Zawaa-id (I/129): ”Rawi-rawinya adalah rawi-rawi shahih. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no.370).]
Saudariku yang shalihah, tentu kita tidak akan rela, tidak akan ridha, dan pasti kita akan marah jika ibu kita, bibi kita, saudari wanita kita dizinai. Demikian juga para bapak, tentu juga tidak rela bila istri mereka, anak mereka, saudari wanita mereka dizinai. Namun bila yang terjadi justru sebaliknya, tidak marah, bahkan ridha jika salah satu dari mereka berzina atau dizinai, maka mintalah kepada Allah hidayah dan hati yag baru, sebab hati yang ini telah mati.
Nas-alullaahal ‘afwa wal ‘aafiyah

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top