KontroversiI Perayaan Isra' Mi'raj



Setiap tanggal 27 Rajab, perayaan Isra’ Mi’raj sudah merupakan sesuatu yang tak dapat terlupakan di masyarakat kita sekarang. Bahkan, hari tersebut menjadi hari libur nasional. Oleh karena itu, mari kita mempelajari masalah ini dari dua tinjauan: tinjauan sejarah dan tinjauan syari’at untuk merayakannya.

1. Tinjauan Sejarah Munculnya Perayaan Isra’ Mi’raj

Dalam tinjauan sejarah waktu terjadinya Isra’ Mi’raj masih diperdebatkan oleh para ulama. Jangankan tanggalnya, bulannya saja masih diperselisihkan hingga kini. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani memaparkan perselisihan tersebut dalam Fathul Bari (7/203) hingga mencapai lebih dari sepuluh pendapat!! Ada yang berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Ramadhan, Syawwal, Rabi’ul Awwal, Rabi’uts Tsani … dan seterusnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Tidak ada dalil shahih yang menetapkan bulan maupun tanggalnya, seluruh nukilan tersebut munqathi’  (terputus) dan berbeda-beda.” (Zadul Ma’ad 1/57 oleh Ibnul Qayyim)

Bahkan Imam Abu Syamah menegaskan, “Sebagian tukang cerita menyebutkan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Rajab. Hal itu menurut ahli hadits merupakan kedustaan yang amat nyata." (Al-Ba’its ala Inkar Bida’ wal Hawadits hal. 171)

Dari perkataan para ulama di atas, disimpulkan Isra’ Mi’raj merupakan malam yang agung, namun tidak diketahui waktunya karena memang tidak ada kaitannya dengan ibadah khusus padanya.

2. Tinjauan Syari’at

Ditinjau dari segi syari’at, jika memang benar Isra’ Mi’raj terjadi pada 27 Rajab, bukan berarti waktu tersebut harus dijadikan sebagai malam perayaan dengan pembacaan kisah-kisah palsu tentang Isra’ Mi’raj. Bagi seseorang yang tidak mengikuti hawa nafsunya, tidak akan ragu bahwa hal tersebut termasuk perkara bid’ah dalam Islam. Sebab, perayaan tersebut tidaklah dikenal di masa sahabat, tabi’in, dan para pengikut setia mereka. Islam hanya memiliki tiga hari raya; Idul Fitri dan Idul Adha setiap satu tahun, dan hari Jum’at setiap satu minggu sekali. Selain tiga ini, tidak termasuk agama Islam secuil pun. 
(at-Tamassuk bis Sunnah Nabawiyah (33-34) oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

Ibnu Nuhas berkata, “Sesungguhnya perayaan malam ini (Isra’ Mi’raj) merupakan kebidahan besar dalam agama yang diada-adakan” (Tanbihul Ghafilin 379-380)
______
Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi

Semoga bermanfaat.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top